sebelumnya merupakan perjuangan keras dari M.Ayub yang merupakan warga Porsigal tahun 2002, Yang di bai’at oleh (KH. Zainuddin Latif) dari Magetan.


Minggu, 01 Desember 2013

SEJARAH BERDIRINYA PORSIGAL BANDAR




PORSIGAL BANDAR Kota Kediri berdiri secara resmi pada tahun 2009, yang sebelumnya merupakan perjuangan keras dari M.Ayub yang merupakan warga Porsigal tahun 2002, Yang di bai’at oleh (KH. Zainuddin Latif) dari Magetan.
Berawal dari tanpa kesengajaan ketika ada salah satu saudara dari M.Ayub meminta untuk diajari pencak silat, M.Ayub dengan senang hati menerima permintaan saudaranya yang ingin di ajari pencak silat.Lalu M.Ayub menyuruh saudaranya tersebut mencari teman yang minimal 3 anak karena M.Ayub sendiri belum mengenal porsigal di Kediri.Dan ternyata saudaranya tersebut membawa anak (teman) lebih dari 20.Dan akhirnya M.Ayub meminta bantuan anggota (WARGA PORSIGAL) dari nganjuk yaitu,(M.Mujib,M.Yuli,Juni,dan Ta’it).Akhirnya latihan tersebut berjalan dengan lancar setelah berselang beberapa bulan siswa  satu per satu tidak mengikuti latihan bukan di karenakan tidak minat latihan lagi.Akan tetapi di karenakan  larangan dari orang tua yang mengira pencak silat identik dengan kekerasan (tawuran).Dan akhirnya tinggal beberapa anak yang masih aktif dalam mengikuti latihan sampai mereka menjadi anggota sah yang di bai’atan oleh (KH. Zainuddin Latif) dari Magetan.Setelah menjadi anggota porsigal yang sah ternyata latihan tidak cukup berhenti sampai disitu merekapun ikut mengembangkan apa yang dia peroleh selama latihan di PORSIGAL dan akhirnya sampai saat ini Alhamdulillah bantuan do’a dan semangat dari semua  anggota latihan pun berjalan dengan lancar tidak ada halangan sedikitpun dan semakin banyak peminatnya.

Kamis, 28 November 2013

SEJARAH PORSIGAL

PORSIGAL didirikan di Blitar, pada tanggal 02 Maret 1978 sebagai pengembangan dari
silat SENTONO warisan HEYANG AGENG RADEN TUMENGGUNG HASAN WITONO yang wafat tahun 1878. Heyang Ageng Tumenggung Hasan Witono adalah salah satu pengawal Pangeran Diponegoro, yang setelah perang Diponegoro usai, Beliau berkelana ke arah timur(Blitar) dan meninggal di Desa Kerjen, Kecamatan Srengat, Blitar, Jawa Timur. Makam Beliau ada di Desa Kerjen tersebut dan terawat hingga kini.
PORSIGAL sebagai Organisasi Pencak Silat yang beraqidahkan Islam, berdasarkan / berasaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun 1945.
PORSIGAL didirikan dengan maksud untuk menghimpun dan membina serta menyalurkan potensi para pendekar Pencak Silat dan atau siapa saja yang mempunyai perhatian terhadap generasi muda di bidang sosial-budaya, kesehatan, olah raga dan atau pendidikan mental-fisik dengan sarana Pencak Silat yang merupakan olah raga bela diri tradisional kekayaan budaya Bangsa Indonesia yang harus dilestarikan.
PORSIGAL untuk itu, bertujuan ikut serta mencapai cita-cita pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas, manusia seutuhnya yang memiliki watak pekerti luhur, pribadi yang tangguh mental-fisiknya karena giat ‘MESU OLAH KRIDANING TOTO JASMANI-ROHANI’, sehingga siap mengisi Pembangunan Nasional dalam rangka dan upaya mencapai cita-cita kemerdekaan yang hakiki.
PORSIGAL (Pendidikan Olah Raga Silat Indah Garuda Loncat) adalah salah satu perkumpulan Bela Diri yang berpusat di Desa Kerjen Kec. Srengat Kab. Blitar dan diasuh langsung oleh KH. Muhammad Gholib Thohir atau yang lebih dikenal dengan sebutan Mbah Gholib.
Sedikit mengenai sejarah beliau (Mbah Gholib, red)dalam proses menimba ilmu kanuragan dimulai dari Ujung Kulon (Banten)sampai ke Ujung Timur (Banyuwangi) dan pada akhirnya beliau menemukan Guru Sejati yang ternyata tidah jauh dari Kota Kelahiran Beliau Blitar Kota Patria, yaitu kota kecil Tulungagung kira-kira 30 km arah barat kota Blitar. Disana beliau bertemu dengan (Alm) Hadrotus Syaikh KH. Abdul Djalil Mustaqiem sekitar tahun 80 an di Pondok Pesantren PETA (PESULUKAN THORIQOH AGUNG) dengan Thoriqoh Syadziliyah yang berada dijantung kota Tulungagung, persisnya sebelah barat Alon-Alon. Singkat cerita, beliau (Mbah Gholib,red)diminta oleh Kyai Djalil untuk mengembangkan ilmunya dengan membuka Padepokan Pencak Silat yang diberi nama Porsigal. Dimana dalam Porsigal ini terjadi perpaduan atau penggabungan dari ilmu jurus-jurus yang selama ini ditempuh oleh Mbah Gholih mulai dari ujung kulon (Banten) sampai ujung timur (Banyuwangi)maka muncullah nama Garuda Loncat, yang artinya meloncat-loncat/berpindah-pindah setelah Khatam dalam mencapai suatu ilmu dan pindah lagi untuk mencapai ilmu yang lainnya.
Perkembangan dalam penyebaran Padepokan Porsigal ini sebenarnya sudah meluas sampai ke luar Jawa, namun banyak santri/murid yang enggan untuk mendaftarkan Padepokan Porsigal ini ke IPSI daerah setempat, sehingga kita susah untuk mendeteksinya.

MAKNA LAMBANG PORSIGAL


WARNA DASAR KUNING GADING

Bahwa porsigal dengan semangat tinggi selalu menumbuhkan rasa cinta damai.mewujudkan kesejahteraan dan ketentraman dunia.


WARNA MERAH DARAH/ MERAH HATI

Bahwa porsigal di samping menumbuhkan dan membina terus semangat dan kegagahan serta kekuatan jasmani (raga) harus mengutamakan olah batin dan olah nolo (hati). Karena hati hakekat kepribadian manusia sejati.


WARNA HITAM

Bahwa porsigal harus memiliki kekuatan dan kebulatan tekad untuk melaksanakan prinsip “TITI, TOTO, TUTUG, TATAG, TANGGUH, TANGGON”


SAYAP GARUDA BERWARNA KUNING, MENGAPIT BOLA DUNIA

Penggambaran azaz “GARUDHO HANGRANGSANG BAWONO” rajawali yang siap menguasai jagad raya.


CAKRA BERMATA DELAPAN / DELAPAN ARAH MATA ANGIN

Penggambaran asto mulat (delapan sudut pandang/ dimensi) yang mengedepankan kejiwaaan dalam persilatan dan kemasyarakatan.


NYALA API BERWARNA PUTIH MEMBENTUK RANGKAIAN HURUF ARAB BERBUNYI “ALLAH”

Penggambaran azaz “CIPTO JATI HAROSO TUNGGAL” Menyatunya diri dengan sang pencipta, makhluk dengan khaliqnya.


SENJATA TRISULA
Porsigal dengan berbekal ilmu silat selalu siap siaga membela negara, bangsa dan agama. sebagai satria pinuji, dengan landasan kebenaran, keadailan dan kesucian.


LIMA
WARNA DOMINAN DALAM LAMBANG (MERAH, KUNING, HIJAU, PUTIH, DAN HITAM)
Penggambaran lima azaz kepribadian porsigal, yang mendasari pribadi pada sikap dan sifat pinuji.
- Ngobah mosikake saliro
- Ngolah kridoning nalar
- Hamanjing ajar-ajer
- Tepo saliro
- Mandireng pribadi

yaitu : aktif, kreatif, supel dalam tindakan, dan tegas dalam prinsip.

DOCUMENTASI PORSIGAL BANDAR